Jakarta Prediksi suku Maya soal kiamat 21 Desember 2012
membuat heboh dunia. Mereka yang percaya, bahkan sudah ada yang
melakukan persiapan. Untuk mencegah kepanikan, Badan Angkasa AS NASA pun
mengeluarkan bantahan.
Sedikitnya ada enam fenomena yang disangkal NASA dengan argumen ilmiah. Penelitian mereka diposting di situs resmi dan kolom-kolom tentang luar angkasa.
Berikut enam mitos 'kiamat' yang sudah dimentahkan NASA, seperti dilansir space.com :
1. Planet Nibiru Hoax
Sejumlah masyarakat
percaya bahwa kiamat 21 Desember 2012 terjadi karena bumi bertabrakan
dengan planet Nibiru. Namun NASA memastikan bahwa planet itu tak ada
alias hoax.
Dalam penelitiannya, NASA menyebut tak ada planet yang akan menabrak bumi. Bila memang itu akan terjadi, para ilmuan pasti sudah memprediksinya sejak puluhan tahun lalu. Masyarakat pun sudah bisa melihat planet itu dengan mata telanjang.
Jadi, sudah sangat jelas bahwa planet itu tidak ada. Memang ada sebutan lain planet Nibiru dengan Eris. Nama Eris diakui NASA memang ada, namun posisinya sangat jauh, sekitar 4 juta mil.
Dalam penelitiannya, NASA menyebut tak ada planet yang akan menabrak bumi. Bila memang itu akan terjadi, para ilmuan pasti sudah memprediksinya sejak puluhan tahun lalu. Masyarakat pun sudah bisa melihat planet itu dengan mata telanjang.
Jadi, sudah sangat jelas bahwa planet itu tidak ada. Memang ada sebutan lain planet Nibiru dengan Eris. Nama Eris diakui NASA memang ada, namun posisinya sangat jauh, sekitar 4 juta mil.
2. Bumi dan Matahari Sejajar Itu Biasa
Banyak
orang memperkirakan kiamat 21 Desember terjadi karena posisi bumi dan
matahari sejajar dalam satu garis kosmik. Posisinya yang dekat, akan
membuat matahari 'membakar' bumi.
NASA membenarkan ada fenomena di mana bumi dan matahari sejajar di bagian tengah galaksi Milky Way (Bimasakti). Itu terjadi setiap bulan Desember.
Meski begitu, NASA memastikan fenomena itu tak berbahaya bagi bumi. Masyarakat bisa mengabaikannya bila ada yang berusaha mengaitkan peristiwa ini dengan kiamat.
NASA membenarkan ada fenomena di mana bumi dan matahari sejajar di bagian tengah galaksi Milky Way (Bimasakti). Itu terjadi setiap bulan Desember.
Meski begitu, NASA memastikan fenomena itu tak berbahaya bagi bumi. Masyarakat bisa mengabaikannya bila ada yang berusaha mengaitkan peristiwa ini dengan kiamat.
3. Kiriman Pijar dari Matahari Tak Bahaya
Aktivitas
panas matahari memang memiliki siklus 11 tahunan. Pijaran panasnya akan
'bergejolak' dan kadang merusak satelit di luar angkasa.
Namun, aktivitas ini tak akan berpengaruh untuk bumi. Apalagi menyebabkan kiamat pada 21 Desember mendatang.
Puncak pijaran panas matahari selanjutnya akan terjadi di rentang waktu 2012-2014. Peristiwa ini diprediksi tak akan lebih berbahaya dari pijaran panas sebelumnya.
Namun, aktivitas ini tak akan berpengaruh untuk bumi. Apalagi menyebabkan kiamat pada 21 Desember mendatang.
Puncak pijaran panas matahari selanjutnya akan terjadi di rentang waktu 2012-2014. Peristiwa ini diprediksi tak akan lebih berbahaya dari pijaran panas sebelumnya.
4. Tak Mungkin Posisi Kutub Berubah
Di film
kiamat '2012' produksi Hollywood, posisi kutub utara dan kutub selatan
digambarkan berubah. Ada pergeseran kerak bumi yang menyebabkan hal itu.
NASA memastikan fenomena itu tak mungkin terjadi. Memang benar pernah ada pergerakan benua beberapa juta tahun lalu, namun itu tak relevan untuk mengklaim bahwa kutub bumi akan berubah posisi.
Ada yang menyebut pergesaran posisi kutub ini karena ada perubahan medan magnet yang berlangsung 400 ribu tahun sekali. Namun bagi NASA, perubahan medan magnet tak berpengaruh banyak bagi bumi. Lagipula, perubahan medan magnetik tidak akan terjadi setidaknya untuk 1.000 tahun ke depan.
NASA memastikan fenomena itu tak mungkin terjadi. Memang benar pernah ada pergerakan benua beberapa juta tahun lalu, namun itu tak relevan untuk mengklaim bahwa kutub bumi akan berubah posisi.
Ada yang menyebut pergesaran posisi kutub ini karena ada perubahan medan magnet yang berlangsung 400 ribu tahun sekali. Namun bagi NASA, perubahan medan magnet tak berpengaruh banyak bagi bumi. Lagipula, perubahan medan magnetik tidak akan terjadi setidaknya untuk 1.000 tahun ke depan.
5. Letusan Besar Gunung Api Tak Mungkin
Letusan
gunung api memang fenomena rutin di Bumi. Tapi, bila ada yang
memprediksi bakal ada letusan gunung api secara serempak, hingga membuat
dunia kiamat, itu sangat minim kemungkinannya.
NASA meminta publik tak panik melihat fenomena gunung api. Jangan juga percaya itu bisa membuat kiamat secara serempak di muka bumi.
Sebagai contoh di AS, memang ada bukti peningkatan aktivitas gunung api di Yellowstone dan akan membuat gangguan di langit AS. Namun sejumlah ahli menilai itu peristiwa yang sangat langka, dan kemungkinannya sangat kecil.
NASA meminta publik tak panik melihat fenomena gunung api. Jangan juga percaya itu bisa membuat kiamat secara serempak di muka bumi.
Sebagai contoh di AS, memang ada bukti peningkatan aktivitas gunung api di Yellowstone dan akan membuat gangguan di langit AS. Namun sejumlah ahli menilai itu peristiwa yang sangat langka, dan kemungkinannya sangat kecil.
6. Tak Ada Asteroid Besar yang Hantam Bumi
Bumi
kerap bertabrakan dengan komet dan asteroid. Namun fenomena tabrakan
dengan benda langit yang sangat besar hingga menyebabkan kiamat tak
mungkin terjadi dalam waktu dekat ini.
Tabrakan terbesar yang pernah terjadi berlangsung 65 juta tahun lalu. Itulah momen saat dinosaurus punah.
NASA sudah melakukan riset untuk mencari objek luar angkasa terdekat yang bakal menghantam bumi. Hasilnya, dipastikan tak ada benda semacam itu yang besarnya sama dengan yang memunahkan dinosaurus.
Tabrakan terbesar yang pernah terjadi berlangsung 65 juta tahun lalu. Itulah momen saat dinosaurus punah.
NASA sudah melakukan riset untuk mencari objek luar angkasa terdekat yang bakal menghantam bumi. Hasilnya, dipastikan tak ada benda semacam itu yang besarnya sama dengan yang memunahkan dinosaurus.
sumber:Rachmadin Ismail - detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar